PTO News - Koteka adalah pakaian asli masyarakat Papua, khususnya
Suku Dani di Wamena. Inilah pembungkus kelamin pria yang terbuat dari
labu. Bentuknya pun bermacam-macam. Cara membuatnya pun khusus.
Jika
Anda berkunjung ke Wamena, maka pemandangan koteka tidak sulit
ditemukan. Tak sedikit, penduduk setempat masih menggunakan pembungkus
kelamin pria tersebut. Selain itu, koteka juga menjadi suvenir khas dari
Wamena.
Kami berkesempatan bertemu Suku Dani di Kampung
Obia, Distrik Kurulu, Wamena. Suku Dani merupakan salah satu suku
terbesar di Papua dan menempati wilayah pegunungan. Satu ciri khasnya
adalah pria Suku Dani menggenakan koteka.
Lasarus adalah seorang
pria Suku Dani yang menjelaskan tentang cara pembuatan koteka. Meski dia
sudah menggenakan baju dalam kehidupan sehari-hari, dirinya juga sering
menggenakan koteka ketika ada Festival Lembah Baliem. Acara tahunan
yang terkenal di Wamena dan mendatangkan banyak turis mancanegara.
"Orang mengenalnya koteka, tapi kami menyebutnya holim," ujar Lasarus.
Lasarus
dengan baik hati menjelaskan cara pembuatan koteka. Dia pun menerangkan
secara detil tentang koteka. Tak hanya itu, dia pun langsung
mempraktekan cara membuat koteka.
"Koteka itu berasal dari buah
labu yang biasanya ada di atas Honai (rumah adat Suku Dani-red)," kata
Lasarus yang menunjuk buah labu di atas salah satu Honai di dekatnya.
Dengan
cepat, Lasarus memotong buah tersebut dari tangkainya. Lalu menunjukan
kepada saya. Jika dilihat dari dekat, bentuknya memang mirip dengan
koteka.
"Tinggal pilih toh, mau seperti apa besar labunya," ujar Lasarus sambil tertawa kecil.
Labu
yang telah dipetik tersebut dipotong salah satu ujungnya. Setelah itu,
bagian dalamnya lalu dikeruk hingga isinya keluar semua. Ini bertujuan
untuk memudahkan masuknya alat kelamin pria ke dalam koteka setelah jadi
nanti.
Lasarus dengan cepat membersihkan isi bagian dalam labu
tersebut. Setelah itu, Lasarus beranjak ke dalam Unila yang merupakan
dapurnya wanita Suku Dani untuk memasak. Di dalam Unila, Lasarus
meletakan labu tersebut di atas bara api.
"Ini agar gosong dan berwarna kecokelatan, lalu isi bagian dalamnya juga agar bersih," ungkap Lasarus.
Setelah
beberapa menit dianggap cukup, Laurus kemudian mengangkat labu tersebut
dan membersihkan lagi bagian dalamnya. Kemudian, dia menjemur labu
tersebut. Menurutnya, proses penjemuran memakan waktu sekitar satu hari.
"Setelah itu tinggal diikatkan tali lalu kemudian dipakai, nanti coba ya," celetuk Lasarus.
Cara
memakainya, ikatkan tali di ujung dan bagian badan koteka. Lalu,
ikatkan tali tersebut ke pinggang Anda hingga berada dalam posisi
nyaman. Kalau mau melepaskan, tinggal renggangkan saja talinya.
Koteka
memudahkan para pria Suku Dani untuk masuk ke dalam hutan dan berburu.
Bentuk koteka pun beragam, ada yang sepanjang satu meter, hingga
bentuknya melengkung. Asyiknya, Anda bisa membeli koteka di toko-toko
suvenir yang ada di Wamena. Harganya beragam, biasanya mulai dari Rp 20
ribu.
(DetikTravel)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !